Laman

Selasa, 30 April 2019

Mengetahui Tipe Belajar pada Anak Melalui AJTCogTest



Setiap ujian tengah semester dan ujian semester maka level bawel emak satu ini naik beberapa tingkat. Bukan hanya suara saja yang naik beberapa oktaf. Level emosi juga naik beberapa tingkat lebih tinggi. Apalagi kalau ngajarin Devin si tengah,  emosi lebih sering muncul daripada sabar. 

Jika mengajari si sulung saya masih  bisa santai dan tersenyum, namun beda lagi jika ngajarin Devin yang kelas 6 SD. Bukan hanya suara yang naik beberapa tingkat, terkadang buku tulis pun bisa menjadi sasaran emosi saya dan habis diremas-remas karena menahan emosi. Saya memang bukan tipe ibu yang sabar dan mempunyai kesabaran tinggi. Saya akui saya lemah dalam hal kesabaran. Dan tingkat kesabaran saat ujian benar-benar menguap entah kemana. Alhasil boro-boro bisa paham  mata pelajaran yang diajarkan, Devin lebih suka menangis melihat emaknya emosi dan memilih untuk tidak belajar lagi. Hiks... 

Sebenarnya dia termasuk anak cerdas  menurut gurunya. Dia cerdas di bidang tertentu namun lemah di hal lain. Tapi entahlah aku yang kurang bisa melihat potensi kecerdasannya atau aku  yang kurang mengetahui gaya belajar yang tepat buat dia. Alhasil nilainya selalu jauh dari yang diharapkan. Jika si sulung diajarin satu dua kali sudah mengerti, dia harus berulang kali lebih dari 7 kali baru paham. Terkadang emaknya frustasi. Mungkin karena saya membandingkannya dengan kakaknya yang sekali dua kali belajar langsung paham. Atau mungkin ekspetasi saya untuk anak terlalu tinggi. 

Devin belajar 


Mengenali dan Mengembangkan Potensi Anak Sejak Dini dengan AJT CogTest

Barangkali emosi tiap ajarin Devin saat ujian tidak akan muncul jika aku bisa mengenali cara belajar yang tepat untuknya. Barangkali cara belajarnya saat ini salah, karena tiap anak mempunyai cara belajar masing-masing yang tiap anak tentu saja berbeda. Jadi saya nggak perlu marah-marah mengapa dia susah paham ini, atau dia gak 'mudeng' itu. Mungkin di balik ketidakpahamanya sebenarnya dia mempunyai kecerdasan tertentu yang aku belum sadari. Dan mungkin dia punya cara belajar sendiri yang tepat untuknya yang berbeda dengan kakaknya dan aku belum pahami. 

Beberapa waktu lalu sempat baca artikel tentang sebuah tes yang bisa mengembangkan potensi anak sejak dini. Namanya AJT CogTest dari PT Melintas Cakrawala Indonesia. Waah langsung tertarik nih buat ikutin tes buat Devin. Barangkali selama ini gaya belajarnya salah atau mungkin ada kecerdasan tersembunyi yang belum aku ketahui. Langsung deh browsing lebih lanjut tentang AJT CogTest ini. PT Melintas Cakrawala Indonesia memberikan solusi dan pelayanan untuk mengetahui potensi kecerdasan anak secara pasti dan mudah dipahami melalui inovasi tes kecerdasan terbaru AJT CogTest, yaitu tes kognitif yang sudah dinormakan untuk anak Indonesia atau terstandardisasi sesuai dengan karakteristik bahasa serta budaya Indonesia. Hasil AJT CogTest akan membantu orang tua dan guru lebih memahami kemampuan berpikir anak dalam pembelajaran di sekolah. Usia 5 sampai dengan 18 tahun merupakan masa penting dimana orang tua dan guru harus mengetahui profil kognitif guna membantu memotivasi anak dengan tepat dan efektif. Profil kognitif ini semakin cepat diketahui akan lebih baik. Ibu Melia salah satu ibu yang sudah melakukan tes AJT CogTest ini padas anaknya mengatakan “Test AJT CogTest ini membantu kita untuk lebih mengenal potensi, kelemahan, dan sisi unggul dari anak kita. Sehingga mereka nantinya siap bersaing di dunia global, dan juga untuk mempersiapkan masa depan yang baik karena kita sudah memahami bagaimana cara paling efektif anak belajar.” Kebetulan usia Devin 12 tahun, jadi sudah cocok lah ikut Tes AJT CogTest ini. AJT CogTest merupakan Tes Kognitif pertama yang dikembangkan berdasarkan norma Indonesia dengan proses pengembangan yang sistematis melibatkan lebih dari 250 psikolog Indonesia dan hampir 5.000 anak Indonesia sehingga menghasilkan produk tes yang berkelas dunia. Landasan teori psikologi yang dipakai merupakan teori paling mutakhir dan komprehensif di dunia saat ini. AJT CogTest mengukur delapan bidang kemampuan kognitif anak usia 5 sampai dengan 18 tahun sehingga kekuatan serta kelemahan kemampuan berpikir anak dalam belajar dapat teridentifikasi secara lengkap dan jelas.

Chief Executive Officer PT MCI, Ari Kunwidodo mengatakan, “Anak-anak memiliki keterampilan, minat, dan kekuatan serta kebutuhan belajar yang berbeda. Hasil laporan AJT CogTest yang pasti dan mudah dipahami, memungkinkan orang tua dan guru untuk mengarahkan anak dengan informasi yang komprehensif tentang kemampuan kognitif setiap anak, serta membantu memahami pembelajaran anak mereka.”

Wah tambah tertarik dan kepoin PT.MCI nih. Saatnya kita mengenali dan mengembangkan potensi anak sejak dini dengan AJT CogTest, ketahui profil pembelajaran unik anak kita untuk memahami bagaimana mereka dapat belajar lebih baik dan efektif.

Jenis paket Tes Kognitif AJT ada 2: 1.AJT CogTest Full Scale. Mengidentifikasi 8 kemampuan kognitif lengkap yang menampilkan profil lengkap kekuatan dan kebutuhan belajar anak. Biaya paket ini adalah 760 ribu rupiah. 2. AJT CogTest Comprehensive. Diperuntukkan ketika seorang anak memerlukan data lebih terperinci untuk dianalisis, psikolog akan merekomendasikan tambahan tes. Biaya paket ini adalah 1,2 juta rupiah.
AJT CogTest dilakukan oleh psikolog yang  sudah mengikuti pelatihan dan disertifikasi oleh PT MCI. Hasil AJT CogTest akan dikirimkan berupa softcopy melalui surat elektronik (email) dalam waktu 7 sampai dengan 14 hari kerja setelah tes dilakukan. Teman-teman tertarik? Jika teman-teman ingin melakukan AJTCogTest bisa mengunjungi situsnya di www.melintascakrawala.co.id atau hubungi melalui aplikasi WhatsApp di nomor 087883258354.

18 komentar:

  1. Saya juga punya adik yang agak unik, seandaianya AJT Cogtest ini sudah ada di jaman dulu ya... Pasti bisa lebih memotivasi & mengarahkan lebih tepat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sayangnya baru ya Mbak. Coba jaman dulu ada. Pasti lebih mudah mengarahkannya ya..

      Hapus
  2. Pengen juga ngikutin anak2 tes AJT , klo ketahuan bakat n minatnya lebih mudah mengarahkan mereka . Lumayan mahal ya harus nabung dulu nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak harus nabung dulu nih. Tapi worth it kok sama hasilnya ya. Kan buat masa depan ya mbak. Hihihi..

      Hapus
  3. dengan tes seperti Tes AJT CogTest sebagai orang tua , akan menjadi lebih mudah yah mengetahui minat bakat mereka, juga cara belajar yang tepat untuk anak kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Uci kita sebagai orang tua jadi lebih tau bakat dan minat serta cara belajar yang tepat biar gak marah-marah yaa...

      Hapus
  4. Saya juga gak sabaran mba kalau ngajarin anak, apalagi kalau matematika iiih langsung diserahkan langsung ke suami saya aja deh

    BalasHapus
  5. Menarik sekali... jadi hasilnya gimana mba? Apa anaknya perlu cara khusus buat belajar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cara dia belajar nggak bisa diem kayak kita belajar. Baru masuk tuh pelajaran..Tiap anak emang beda beda ya cara belajarnya.

      Hapus
  6. Untuk saat ini aku bisa sabar sih mendampingi anak belajar di rumah, entah belajar mewarnai atau menebalkan huruf. Karena anakku belum genap 5 tahun. Embuh sihh klo anakku uwes SD dan seterusnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau masih balita sepertinya kita masih sabar . Menguji kesabaran itu kalau sudah SD. Hehehe..

      Hapus
  7. Bagus ini, Kak, supaya tahu bakat dan kemampuan anak ... agar mudah pula mengarahkan (menurut saya) seperti buku yang ditulis oleh Mas Bukik: Bakat Bukan Takdir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya..Mbak Tuteh. By the way dari kemarin mau komen ke blog Mbak kok nggak bisa ya. Itu disqusku lupa pasword. Nggak bisa bisa dicoba...

      Hapus
  8. Anak saya masih dua tahun sih. Tapi kalau sudah SD kelak saya tertarik mengikuti tes seperti ini. Supaya tahu gaya belajar yang tepat. Belajar dari pengalaman saya waktu sekolah, dengan mata pelajaran yang sama tapi guru yang berbeda daya tangkap sayapun berbeda. Disitu saya sadar cara belajar sangat mempengaruhi daya serap anak.

    BalasHapus
  9. Apa kabar, Mba Yuni?
    Gimana hasil test ananda Devin?
    Semoga sudah ketemu cara belajar yang cocok ya.

    Sepakat!
    Memang setiap anak itu unik dan pintar.
    Tinggal kita orang tua tentu dibantu dengan teknologi untuk bisa menemukan potensi, kelemahan dan keunggulan buah hati.

    BalasHapus
  10. Btw test-nya ini seperti apa mbak? Paper based test ? Atau fingerprint atau bagaimana mbak?

    BalasHapus