10 Tips Tetap Sehat Bersilaturahmi Saat Pandemi

Pandemi telah berlangsung selama beberapa bulan. Pandemi ini telah mengubah kehidupan dan tatanan masyarakat. Dari yang biasa berkumpul dan berkehidupan sosial menjadi masyarakat individu yang sendiri-sendiri demi menghindari penyebaran virus. 

Anak-anak yang biasa sekolah dan berkumpul bersama teman-teman menjadi sekolah online dan daring tanpa bertemu teman-teman. Beberapa karyawan kerja dari rumah. Arisan dan pengajian ditiadakan. Bahkan tetangga meninggal pun banyak yang tidak melayat karena takut akan virus.

Awal-awal pandemi berkumpul rasanya seperti momok dan menjadi sesuatu yang dihindari. Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha pun di rumah masing-masing tanpa bisa silaturahmi ke tetangga atau pulang kampung. Banyak kakek nenek, bapak ibu lebaran sendirian tanpa anak-anak dan cucu mereka. Sedih pastinya. Tapi semua harus dilalui demi kesehatan bersama.

Pandemi juga mengubah kehidupanku. Dari ibu rumah tangga yang sibuk antar jemput sekolah, sesekali ikut event blogger, sibuk nulis dan sesekali jalan-jalan menjadi ibu yang diam di rumah. Dari ibu yang sibuk mendadak jadi ibu rumahan. Tetap sibuk tapi dengan aktifitas lain.

Kondangan Saat Pandemi

Awal-awal dan 6 bulan pertama pandemi memang kami menahan diri untuk tidak pergi-pergi  kecuali penting. Termasuk tidak pulang saat Idul Fitri dan Idul Adha. Namun bulan Oktober aku memberanikan diri untuk kondangan karena sepupu menikah di Pontianak. Acara sudah disusun jauh-jauh hari sebelum pandemi, keluarga besar juga datang karena ini adalah acara pertama paman di Pontianak. Jadi aku dan keluarga besar memutuskan untuk datang menghadiri resepsi.

Aku memutuskan berangkat  karena acara yang seharusnya diadakan di gedung karena pandemi berpindah ke hotel. Di hotel jumlah tamu dibatasi, diatur jam kedatangan dan protokol kesehatan yang ketat. Jadi lebih aman. Bagiku yang aktif dan biasa beraktifitas pandemi bukan halangan kita untuk bersilaturahmi. Kita tetap bisa bersilaturahmi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ada. 

Tips Bepergian Saat Pandemi

1. Jika perjalanan darat dan dekat  pastikan naik kendaraan pribadi, hindari naik kendaraan umum.

2. Jika jarak jauh dan harus menggunakan kereta api atau pesawat harus tes rapid dulu dan pastikan hasil kita sehat dan tidak reaktif. Biaya rapid tes bervariatif tapi rata-rata 150 ribu rupiah.

3. Saat duduk di ruang tunggu public transportation usahakan jaga jarak dengan pengunjung lain agar aman.

4. Jika menggunakan pesawat, saat check in patuhi jarak yang ada. Jangan berkerumun atau menyerobot antrian. Selama pandemi di bandara sudah ada jarak untuk antri check in.

5. Agar kesehatan kita terpantau dan ketahuan tracking perjalanan kita, unduh aplikasi EHAC sebelum terbang dan tunjukkan ke petugas bandara. Tunjukkan juga hasil rapid tes kita ke petugas.

6. Antri dan jaga jarak saat akan memasuki gate maupun memasuki pesawat.

7. Tetap memakai masker medis dan face shield selama di pesawat.

8. Saat di tempat tujuan pastikan kita telah memesan hotel dengan standar protokol kesehatan yang ketat. Sebelumnya di travel agent kita bisa melihat hotel mana yang menerapkan protokol kesehatan ketat. Jadi kita bisa putuskan untuk menginap di mana.

9. Tetap memakai masker saat di kondangan. Sesekali kami melepas masker untuk berfoto dengan keluarga besar.

10. Rajin meminum minuman tradisional seperti jahe, kunyit asam dan  wedang uwuh untuk menjaga kesehatan. 

Manfaat Wedang Uwuh Untuk Kesehatan

Jujur aku tahu wedang uwuh gara-gara pandemi. Sebenarnya aku lebih familiar dengan wedang jahe atau kunyit asam. Dulu saat masih muda nenek biasa membuatkan kunyit asam yang diparutnya sendiri. Saat aku menikah biasanya aku lebih suka  membeli di tukang jamu yang lewat. 

By the way ngomongin Wedang Uwuh, aku baru mengenal minuman  ini  saat awal-awal pandemi. Banyak yang bilang Wedang Uwuh bisa menangkal corona. Mungkin maksudnya untuk menjaga kesehatan agar kekebalan tubuh meningkat dan terhindar dari virus corona.

Wedang Uwuh sendiri terdiri dari campuran rempah pala, kayumanis, sereh, kapulaga, bahan secang, jahe dan gula batu. Biasanya orang menjual wedang uwuh dalam kemasan campuran rempah yang sudah dikeringkan. Jadi kita bisa meminumnya setelah diseduh dengan air mendidih.

Herbadrink Wedang Uwuh 

Menyeduh kemasan wedang uwuh  kurang praktis karena masih ada rempah-rempah bekas seduhan di air yang berwarna merah. Sekarang ada wedang uwuh yang lebih praktis yaitu Herbadrink Wedang Uwuh. Herbadrink Wedang Uwuh berkhasiat untuk membantu menghangatkan badan dan meredakan gejala masuk angin, tersedia dalam kemasan dus isi 5 sachet @ 18g. 

Herbadrink dari Konimex ini adalah minuman herbal alami yang dibuat berdasarkan resep tradisional Indonesia, diolah dari ekstrak murni bahan pilihan dan berkualitas serta diproses dengan teknologi modern. Tanpa pengawet dan tanpa endapan. Wedang Uwuh dari Herbadrink ini berbentuk serbuk. Kita tinggal menyeduhnya dengan air panas dan  siap diminum. Warnanya merah dan rasanya manis-manis pedas serta segar.

Mengapa Memilih Herbadrink Wedang Uwuh :

1. Lebih praktis karena tinggal seduh.

2. Bisa dibawa kemana-mana  termasuk saat kita bepergian karena bentuknya sachet.

3. Harganya terjangkau. 

4. Menghangatkan badan dan meredakan gejala masuk angin. 

Buatku yang aktif, pandemi bukan alasan untuk tidak bersilaturahmi. Menjaga kesehatan tubuh, mematuhi peraturan dan protokol kesehatan yang ada adalah kunci agar kita tetap sehat saat bersilaturahmi saat pandemi. Hal ini tidak hanya berlaku untukku. Suami juga sama. Kebetulan tahun ini 4 kabar duka ada di keluarga besar suami dari paman, bulik hingga sepupu.  Berkali-kali pulang kampung untuk melayat aku selalu membekali suami dengan Herbadrink Wedang Uwuh agar badannya fit selama wira-wiri melayat keluar kota. 

Ini adalah cerita kami menjaga kesehatan agar tetap sehat dan fit bersilaturahmi selama pandemi. Apakah teman-teman mempunyai cerita untuk menjaga kesehatan saat pandemi? Tulis di kolom komen ya.