Jumat, 30 Mei 2025

Solusi Mata Kering saat Berhaji

Mataku menatap dua tas goodie bag hitam bertuliskan BSI berisi mukena, tas, dan kain ihram yang barusan kuterima. Tak terasa air mataku jatuh. Alhamdulilah akhirnya sampai juga di titik ini. Hari itu 24 February 2025 adalah hari pelunasan haji. Akhirnya setelah menunggu selama 12 tahun,  hari yang ditunggu-tunggu datang. Alhamdulilah, maka nikmat Allah manakah yang aku dustakan.

Bergegas aku kirim whatsapp ke mantan teller BSI yang sudah resign yang selama ini melayaniku. Dia saksi setiap bulan selama masa tunggu aku nabung ke tabungan haji BSI.  Iyaa, dari dua ratus lima puluh ribu rupiah yang kusetor setiap bulan di masing-masing tabungan selama masa tunggu, akhirnya kami bisa melunasi haji tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Bahkan sisa dan bisa digunakan untuk uang saku di Mekah. Si mantan mbak teller pun ikut terharu.

Rasa haru menyeruak.  Akhirnya impian kami untuk berhaji di usia muda terlaksana. Dulu saat masih single , aku bercita- cita untuk berhaji di usia 40 tahunan. Alhamdulilah meski mundur 3 tahun karena covid dan tidak ada keberangkatan selama covid, akhirnya aku masih bisa berhaji di usia 40 tahunan.

Sekarang baru kurasakan betapa Allah sayang padaku. Jika mengingatnya pun aku masih suka menangis. Mundur tiga tahun membawa banyak hikmah buat kami.

1. Andai kami berangkat tahun 2022 seperti jadwal awal, anak bungsuku masih TK. Pasti merasa berat meninggalkannya. Sekarang dia kelas 2 SD, lebih tega saat meninggalkannya berhaji.

2. Jika berangkat 2022 si sulung dan tengah masih SMP dan SMA. Pasti aku akan kepikiran tentang sekolah mereka. Kini si sulung sudah kuliah dan si tengah menunggu pengumuman masuk PTN. Aku bisa berdoa sepuasnya di tempat-tempat mustajab.

3. Pekerjaan suami sudah banyak yang selesai dan bisa cuti lama untuk berhaji tanpa kepikiran pekerjaan yang biasanya menyita waktunya. 


Persiapan Haji


Haji adalah perjalanan spiritual yang tidak saja membutuhkan kesiapan rohani,  namun juga perjalanan yang membutuhkan fisik yang prima. Apalagi syarat pelunasan sekarang adalah istithoah. Artinya mampu. Bukan hanya secara finansial namun juga secara kesehatan.  Dua tahun ke belakang,  jamaah haji yg tidak lolos istithoah tidak bisa melakukan pelunasan meski dia punya cukup uang.

Beberapa penyakit seperti diabetes akut, gagal ginjal yang memerlukan cuci darah, penyakit jantung yang parah, sakit pikun atau demensia tidak lolos uji kesehatan.  Hal ini diambil untuk memudahkan tugas petugas kesehatan selama di tanah suci dan memudahkan jamaah lain untuk beribadah. 

Beberapa persiapan haji yang kulakukan adalah:

1. Rutin jalan kaki meski hanya 30 menit perhari beberapa bulan sebelum berangkat. 

2. Ikut bergabung dengan rombongan KBIH untuk mendapatkan bimbingan manasik yang lebih intensif.  Bisa saja kita ikut bimbingan gratis dari kemenag, namun bergabung dengan KBIH lebih efektif karena bimbingannya 15 kali dimulai dari bulan Desember. 

3. Mempersiapkan barang-barang yang perlu dibawa.

4. Membawa obat-obatan yang perlu dibawa.
Kebetulan karena aku mempunyai hipertensi jadi harus membawa obat hipertensi dan tidak  boleh lupa minum. Termasuk obat penunda haid.

Obat pusing,  obat panas, obat batuk, macam-macam vitamin, tolak angin dan obat tetes mata adalah obat-obatan yang harus dibawa dan harus ada di dalam koper. 


Keberangkatan Haji


Alhamdulilah kami tergabung di kloter 20 JKS,  masuk asrama tanggal 10 Mei dan berangkat tanggal 11 Mei. Qadarullullah sehari sebelum berangkat nenek kesayanganku meninggal. Separuh jiwaku pergi dan sayangnya tidak bisa pulang kampung karena sehari lagi berangkat.  Patah hati dalam artian sebenarnya.  Semoga almarhumah nenek tersayang diampuni dosanya dan dilapangkan kuburnya.  Meninggal di hari baik, malam Jumat.

Subuh dini hari tanggal 12 Mei kami sampai di Madinah.  Jamaah melaksanakan sholat Arbain, sholat berjamaah berturut-turut selama 40 waktu di masjid Nabawi. Sayangnya karena sempat tumbang dan sakit,  aku gagal sholat Arbain, karena ada dua sholat yang kulakukan di hotel.

Haji Sebuah Perjalanan Spiritual 


Haji adalah sebuah perjalanan spiritual.  Haji kali ini mengajarkan banyak hal kepadaku. Bahwa tidak ada yang perlu kusombongkan. Rasanya malu sekali dengan teman sekamar yang sehari bisa khatam 3 juz.  Malu dengan nenek sekamar yang rajin sekali tahajudnya, yang jam tiga pagi sudah berangkat ke masjid. Sedangkan ibadahku, masih jauh dari sempurna.

Haji adalah perjalanan yang mengajarkan bahwa kita, manusia sangat kecil di hadapan Allah. Manusia dari berbagai ras, bangsa dan berbagai bahasa, berbondong-bondong untuk menyembah tuhan yang sama. Kulit hitam, kulit putih, sawo matang, mata sipit,  hidung pesek, hidung mancung semua beribadah hanya kepadaNya. Jika melihat lautan manusia pulang dari masjid, air mata selalu saja jatuh. Betapa semua orang berlomba-lomba menggapai ridhoNya.

Haji adalah panggilan.  Yang punya banyak uang belum tentu bisa berhaji, namun yang ada dalam kesederhanaan bisa melaksanakan ibadah haji. Nenek nenek penjual es dan kakek-kakek tukang pijat dalam satu kloter adalah bukti bahwa Allah memampukan yang dipanggilNya.


Mata Kering Saat Berhaji dan Solusinya


Awalnya agak kaget dengan udara di Madinah.  Meski pernah umroh sebelumnya di akhir tahun 2022, namun saat itu musim dingin.  Kali ini ibadah haji dilaksanakan di musim panas.  Rata-rata suhu udara di Madinah 43 derajat. Begitu keluar dari hotel udara panas langsung menerpa wajah. Kulit terasa kering dan bersisik. Sehari bisa apply sunscreen berkali-kali.  Pun bibir,  terasa sangat kering dan pecah-pecah. Alhamdulilah lip gloss yang dibawa dari rumah sangat membantu.  Sehari bisa 10 kali menyapukan lip gloss ke bibir. 

Bahkan kaki si ayah yang baik-baik saja pecah-pecah dan sakit saking keringnya. Kondisi panas ini ternyata berpengaruh ke banyak hal. Tidak hanya kulit wajah, bibir, kaki bahkan mata pun menjadi pedih karena saking keringnya.




Selama di Madinah jika tour, aku melindungi wajah dari terpaan sinar matahari dengan menggunakan niqob, karena udara di luar sangat kering dan panas. Bibir pecah-pecah dan wajah bersisik menjadi pemandangan umum di musim ini. Untuk ke masjid dan sehari-hari tidak menggunakan niqob karena meski panas, namun tidak sepanas saat tour di udara terbuka. 

Udara Madinah yang sangat kering dan panas tidak hanya membuat kulit kering, dan bibir pecah-pecah,  namun juga membuat mata perih. Mata perih disebabkan karena mata kering. Penyebab mata kering itu terjadi karena produksi air mata tidak memenuhi atau kualitas air mata sedang tidak baik.

Dalam literatur disebutkan bahwa  ada beberapa penyebab mata kering. Diantaranya adalah : 

1. Alergi.
2. Perubahan hormonal terkait usia.
3. Penyakit tiroid.
4. Inflamasi pada kelopak mata.
5. Penggunaan lensa kontak yang terus menerus.
6. Aktivitas di depan komputer, menulis atau aktivitas yang membutuhkan konsentrasi visual
7. Berada di lingkungan yang kering.
Berada di lingkungan yang kering seperti Mekah dan Madinah membuat mata kehilangan cairan dan membuat mata menjadi perih.


INSTO Dry Eyes , Solusi Mata Kering


Udara yang kering menyerap kelembapan dari permukaan mata, termasuk lapisan air mata yang berfungsi untuk melumasi dan melindungi mata. Proses penguapan air mata yang cepat ini menyebabkan mata menjadi kering dan terasa tidak nyaman. 

Berada di lingkungan yang kering seperti Madinah dengan suhu 43 derajat dan kelembaban rendah bisa menyebabkan mata kering.  Jangan anggap sepele mata kering. Gejala yang dirasakan diantaranya adalah mata sepet, perih dan lelah. #MataKeringJanganSepelein karena bisa menganggu ibadah. Gak afdol kan ibadah yang kita tunggu selama 12 tahun gak khusyuk gara-gara mata perih dan sepet.

Untungnya sebelum berangkat selain menyiapkan beberapa obat-obatan yang biasa kukonsumsi, aku juga membawa INSTO Dry Eyes. Jadi solusi untuk mata keringku adalah dengan tetesin dengan INSTO Dry Eyes. Buat teman-teman jangan sepelein mata kering ya. Saat berhaji mata kering yang perih mengganggu ibadah kita. 





Mengapa harus membawa INSTO Dry Eyes :

1. INSTO Dry Eyes mengandung bahan aktif sebagai air mata buatan untuk mengatasi mata kering.

2. Insto Dry Eyes mengandung bahan aktif yang dapat meringankan iritasi mata yang disebabkan oleh kekurangan produksi air mata.

3. Bisa dibawa kemana saja, karena tersedia dalam ukuran 7,5ml.

Alhamdulilah #InstoDryEyes sangat membantu dalam perjalanan haji kali ini. Bukan saja untukku,  namun juga untuk teman sekamar yang beberapa hari yang lalu matanya memerah karena panasnya udara Mekah.