Rabu, 13 September 2023

David Hidayat, Si Penjaga Laut Pesisir Selatan

 

Generasi muda merupakan harapan bangsa. Setiap langkah dan sepak terjang mereka berdampak besar pada lingkungan sekitar dan masa depan bangsa dan negara. Jika satu pemuda aktif berkarya nyata bagi bangsa, diharapkan mampu menginspirasi yang lainnya. Salah satu dari sekian pemuda Indonesia yang berkarya tanpa pamrih demi negeri tercinta adalah David Hidayat dari Sungai Pinang Sumatera Barat memiliki kepedulian terhadap keberlangsungan ekosistem pantai yang berada di daerahnya.


Sumatera Barat dikenal sebagai provinsi yang sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan samudera hindia. Pantai yang indah bisa menjadi obyek wisata andalan beberapa daerah di Sumatera Barat termasuk Sungai Pinang. Sungai Pinang, atau dikenal juga sebagai Nagari Sungai Pinang merupakan wilayah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Berbatasan dengan Mandeh yang memiliki kemiripan panorama dengan Raja Ampat membuat Sungai Pinang dikenal para wisatawan memiliki pesona wisata bahari yang menawan.


Hal ini tidak mengherankan sebab Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu daerah pesisir pantai barat Sumatera dengan pesona laut lepasnya yang indah. Namun sayangnya pesona keindahan pesisir selatan di Nagari Sungai Pinang terancam rusak, sebab berbondongnya wisatawan dan kurangnya kepedulian masyarakat dalam menjaga kelestarian terumbu karang dan mangrove sebagai tumbuhan pantai mengancam ekosistem pantai.


David Hidayat tergerak memperbaiki kerusakan alam pantai di Sungai Pinang dan bertekad membantu masyarakat mendapatkan perbaikan penghasilan. David menyadari bahwa potensi panorama alam di Nagari Sungai Pinang dengan wisata bahari bisa menjadi sumber penghasilan bagi pemerintah daerah setempat dan masyarakat di sekitar obyek wisata. Namun tentunya pengelolaan obyek wisata bahari harus diimbangi dengan upaya pelestarian lingkungan agar ekosistem pantai tetap terjaga.





Sepak Terjang David Sebagai Penjaga Pesisir Selatan 


Selama bertahun-tahun David Hidayat mengamati bahwa para nelayan di Sungai Pinang terbiasa menangkap ikan dengan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan. Mereka menggunakan alat-alat yang bisa membunuh bibit ikan sehingga keberlangsungan hidup ikan-ikan laut semakin terancam dan berpotensi mengurangi populasi ikan secara drastis. Ancaman kerusakan ekosistem pantai dan pesisir semakin menjadi jika obyek wisata dikunjungi wisatawan yang kurang peduli dengan lingkungan sehingga mengancam kehidupan terumbu kurang dan biota laut ketika para pengunjung mengeksplorasi kehidupan pantai dan laut tanpa batasan.



Ditunjang dengan latar belakangnya sebagai sarjana Perikanan dan Kelautan dari Universitas Bung Hatta Padang, David Hidayat berupaya menjaga kelestarian alam dengan bergerak langsung memperbaiki kondisi obyek-obyek wisata pantai di Sungai Pinang. Agar alam bahari Sungai Pinang tidak kian tergerus oleh ulah manusia, David kemudian mendirikan komunitas Anak Desa Sungai Pinang yang terkenal dengan sebutan Andespin Deep West Sumatera. Komunitas ini sebenarnya telah dirintis David sejak tahun 2014 dan sepak terjangnya dalam melestarikan lingkungan semakin dikenal di tahun 2016.





Bersama Andespin, David Hidayat melakukan berbagai kegiatan konservasi alam di lingkungan pantai Nagari Sungai Pinang. Mulai dari menghijaukan kembali ekosistem tepian pantai dengan menanam bibit mangrove hingga menyelam laut dan melakukan transplantasi terumbu karang dilakukan David bersama Komunitas Andespin. Mangrove dan terumbu karang merupakan kekayaan laut dan pantai yang sangat bermanfaat bagi kelestarian lingkungan. Mangrove membantu menjadi pencegah abrasi sebab akar dan pohon mangrove yang kuat bisa melindungi bibir pantai dari sapuan gelombang laut. “Bila terumbu karang rusak, maka terancamlah kehidupan laut kami” kata David dalam sebuah wawancara dengan media.






Terumbu karang merupakan tempat berkembang biaknya berbagi biota laut. Semakin bervariasi jenis biota laut yang tumbuh dan berkembang biak di kawasan perairan laut bebas maka populasi ikan tangkapan bagi nelayan bisa meningkat secara signifikan serta semakin besar pula potensi bahari untuk dikembangkan menjadi obyek wisata. Pada akhirnya pesatnya perkembangan obyek wisata juga berdampak pada penghasilan masyarakat yang berkecimpung di dunia pariwisata dan unit-unit usaha pendukungnya. 



Kegiatan David Hidayat bersama komunitas Andespin dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan Nagari Sungai Pinang diabadikan di akun Instagram @andespindeepwestsumatera. Pemuda berusia 35 tahun yang merupakan anak kedua dari enam bersaudara tak hanya bertekad menjaga kelestarian lingkungan Nagari Sungai Pinang. David juga berupaya meningkatkan perekonomian nelayan dan masyarakat pesisir dengan memberikan berbagai pelatihan dan edukasi mengenai olahan produk perikanan.



Bekerja sama dengan pemerintah daerah dan akademisi salah satunya dari Fakultas Sains Universitas Nahdatul Ulama, Andespin memberikan pelatihan pada kelompok PKK setempat untuk mengolah produk laut menjadi produk yang lebih bernilai ekonomis tinggi dan tahan lama seperti nugget ikan, abon dan pastel.



Sepak terjang David Hidayat dan komunitas Andespin yang digagasnya menarik Astra Indonesia untuk menganugerahkan penghargaan atas konsistensinya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. David menjadi salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Award tahun 2022 kategori lingkungan. Penghargaan ini tidak membuat David puas begitu saja. Ia masih menyimpan asa untuk mewujudkan cita-citanya membangun laboratorium bawah air agar bisa bermanfaat bagi masyarakat, baik sebagai obyek wisata maupun sebagai tempat mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan bahari.


Sumber foto : instagram @andespindeepwestsumatera


Tidak ada komentar:

Posting Komentar