Mataku menatap dua tas goodie bag hitam bertuliskan BSI berisi mukena, tas, dan kain ihram yang barusan kuterima. Tak terasa air mataku jatuh. Alhamdulilah akhirnya sampai juga di titik ini. Hari itu 24 February 2025 adalah hari pelunasan haji. Akhirnya setelah menunggu selama 12 tahun, hari yang ditunggu-tunggu datang. Alhamdulilah, maka nikmat Allah manakah yang aku dustakan.
Bergegas aku kirim whatsapp ke mantan teller BSI yang sudah resign yang selama ini melayaniku. Dia saksi setiap bulan selama masa tunggu aku nabung ke tabungan haji BSI. Iyaa, dari dua ratus lima puluh ribu rupiah yang kusetor setiap bulan di masing-masing tabungan selama masa tunggu, akhirnya kami bisa melunasi haji tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Bahkan sisa dan bisa digunakan untuk uang saku di Mekah. Si mantan mbak teller pun ikut terharu.
Rasa haru menyeruak. Akhirnya impian kami untuk berhaji di usia muda terlaksana. Dulu saat masih single , aku bercita- cita untuk berhaji di usia 40 tahunan. Alhamdulilah meski mundur 3 tahun karena covid dan tidak ada keberangkatan selama covid, akhirnya aku masih bisa berhaji di usia 40 tahunan.
Sekarang baru kurasakan betapa Allah sayang padaku. Jika mengingatnya pun aku masih suka menangis. Mundur tiga tahun membawa banyak hikmah buat kami.
1. Andai kami berangkat tahun 2022 seperti jadwal awal, anak bungsuku masih TK. Pasti merasa berat meninggalkannya. Sekarang dia kelas 2 SD, lebih tega saat meninggalkannya berhaji.
2. Jika berangkat 2022 si sulung dan tengah masih SMP dan SMA. Pasti aku akan kepikiran tentang sekolah mereka. Kini si sulung sudah kuliah dan si tengah menunggu pengumuman masuk PTN. Aku bisa berdoa sepuasnya di tempat-tempat mustajab.
3. Pekerjaan suami sudah banyak yang selesai dan bisa cuti lama untuk berhaji tanpa kepikiran pekerjaan yang biasanya menyita waktunya.