Jumat, 13 Oktober 2023

Nurman Farieka Bandung Jawa Barat Penyulam Sepatu Kulit Kaki Ayam


Berdagang tidak hanya butuh skill dan modal tetapi juga kemauan untuk berinovasi tiada henti agar tak tertinggal dalam berkompetisi. Hal inilah yang disadari oleh Nurman Farieka, pemuda dari gang Subur, Kecamatan Regol Bandung ini melesat bersama UMKMnya menembus dunia berkat produk sepatu dari kulit kaki ayam.

Perjuangan Nurman Memproduksi Sepatu dari Kulit Kaki Ayam


Kaki atau kaki ayam lazimnya diolah menjadi kripik yang gurih renyah, kaki ayam pun bisa dimanfaatkan untuk aneka masakan mulai sup kaki ayam hingga ceker bumbu pedas. Namun baik kripik ceker maupun masakan olahan kaki ayam keduanya tidak membutuhkan kulit ceker. Sebelum diolah kaki-kaki ayam tersebut dibuang kulitnya terlebih dahulu.  Siapa yagn mengira limbah berupa kulit kaki ayam yang seolah tak berharga di tangan Nurman bisa disulap menjadi produk-produk sepatu bernilai ekonomi tinggi.


Sepatu Hirka ( IG: Nurman Farieka)



Kemampuan Nurman membuat sepatu dari kulit kaki ayam merupakan warisan pengetahuan dari sang ayah, Fatah Faturahman. Bapak Fatah pernah bereksperimen menyamak kulit kaki ayam sekitar awal tahun 2000-an. Namun hasil coba-cobanya itu tidak dikembangkan lebih lanjut. Nurman kemudian tergerak untuk mencoba melanjutkan eksperimen sang ayah dan membentuk kulit hasil samakan menjadi sepatu. 


Eksperimen Nurman tidak berjalan mudah. Ia terpaksa menghabiskan biaya sekitar 100 juta rupiah dalam kurun waktu setahun untuk mendapatkan hasil berupa kulit ceker ayam yang sesuai kriteria sebagai bahan sepatu. Kejutan demi kejutan datang dari jerih payahnya bereksperimen. Seiring keberhasilannya menghasilkan kulit hasil samakan yang berkualitas, Nurman secara kontinyu memproduksi sepatu kulit kaki ayam. Ia memperkenalkan produknya melalui pameran-pameran bahkan beberapa prototipe sepasang sepatu karyanya laku hingga dua juta rupiah. 

Proses Pembuatan Sepatu dari Kulit Ayam


Nurman mendapat pasokan kulit kaki ayam dari pedagang ayam dan sayur keliling. Sepasang sepatu membutuhkan 30 - 80 kulit kaki ayam yang sudah melalui proses penyamakan. Nurman tidak kesulitan menerima pasokan ceker sebab ia membayar lebih mahal daripada harga pasaran. Setiap hari Nurman bisa menerima 20-30 kilogram ceker. Dari 20-30 kilogram ceker tersebut bisa diperoleh 3 kilogram kulit ceker yang diproses dalam tahapan penyamakan. 

Kulit ceker yang dikeringkan (IG Nurman Farieka)


Nurman mempekerjakan beberapa orang untuk memproses ceker. Di bengkel kerja berukuran 4 x 5 meter pekerja Nurman berbagi tugas. Ada yang bekerja menguliti ceker ayam dengan cara melepas kulit ari, mengiris kulit dan menariknya dari kaki ayam. Daging dan tulangnya dibagikan ke tetangga dan sebagian diolah di rumah. Ada pekerja yang khusus menyambung dan menjahit satu persatu kulit ceker ayam hasil penyamakan sesuai pola agar tampak hidup di desain sepatu. Dan yang tak kalah pentingnya adalah pekerja yang bertugas membuat dan menyambungkan insole dan outsole sepatu. 


Proses pengerjaan sepatu berbahan kulit kaki ayam yang panjang dan rumit itu menghasilkan sepatu berkualitas tinggi yang dibubuhi brand Hirka. Hirka merupakan Bahasa Turki yang berarti dicintai dengan harapan agar sepatu ini dicintai masyarakat. Setiap bulan Nurman mampu memproduksi 40 pasang sepatu bercorak mirip kulit ulat dengan harga antara 700 ribu rupiah hingga 6 juta rupiah per pasang.

Nurman dan Sepatu Kulit Kaki Ayam yang Mendunia


Ketekunan Nurman dengan sepatu kulit kaki ayam membuatnya mendunia. Sepatu brand Hirka produksinya mampu menembus dunia internasional, tak hanya di benua Asia seperti Malaysia, Singpaura, Jepang, Hongkong namun   dan Hirka juga diminati pasar Amerika Serikat, Brazilia, dan Inggris. Tak kurang Bussines Insider, Reuters dan New York Post pernah mengangkat perjalanan bisnis Nurman dan Hirka, sepatu kulit kaki ayamnya.

Kegigihan Nurman menarik perhatian program CSR Astra Indonesia. Pada tahun 2019 Nurman Farieka menerima penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (SATU Indonesia) Awards /SIA bidang kewirausahaan. Apreasiasi SIA bagi Nurman adalah berkah tersendiri. Hadiah uang pembinaan SIA digunakan untuk branding Hirka. Nurman juga mengupayakan branding Hirka melalui pameran internasional dan wawancara dengan media luar negeri, hasilnya pasar ekspor Hirka semakin meningkat dan keuntungannya bisa mencapai 60 juta rupiah.

Anugerah Satu Indonesia Awards 2019
(IG:Nurman Farieka)

Meski telah berhasil menembus pasar internasional bukan berarti Nurman tidak mengalami hambatan dalam berbisnis. Di masa pandemi Nurman sempat mengurangi produksi dan berimbas ke pengurangan tenaga kerja. Kebutuhan biaya operasional yang sangat tinggi dan keterbatasan dalam produksi menyebabkan bisnis sepatu kulit kaki ayamnya belum mampu menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Nurman mengakui sempat beberapa kali berniat mundur dari bisnis ini, namun rekan-rekannya memberikan dukungan dan semangat agar ia tidak patah arang. Nurman pun berinovasi dengan mengombinasikan motif asli ceker dengan motif kasual yang sedang nge-trend. Produk Hirka bergaya kasual pun hadir dengan tampilan lebih segar, jahitan blake stitch welting diganti cementing dengan lem, sol menggunakan bahan karet sehingga tampak sporty dan trendy.

Nurman juga tak pelit berbagi ilmu melalui seminar bisnis dan membuka workshopnya bagi para mahasiswa desain yang ingin belajar mengenai pengolahan kulit ceker ayam menjadi sepatu. Pemuda yang pernah mengisi webinar How to Build an Impactful Business dalam Festival Kewirausahana Astra ini bertekad memperjuangkan Hirka agar berumur panjang dan tetap disukai banyak orang. Nurman tak segan melakukan inovasi produk dan memperkuat promosi melalui website dan media sosial dengan harapan omzet dan laba semakin meningkat sehingga mampu menyejahterakan para pekerjanya dan pemasok ceker ayam yang terkait dengan produksi Hirka.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar