Dua bulan yang lalu saya kembali dikejutkan dengan meninggalnya tetangga dekat saya. Beliau adalah seorang sopir taksi yang tiba-tiba meninggal setelah bertengkar dengan sesama temannya sopir taksi. Ternyata beliau menderita sakit jantung. Kami semua tidak menyangka tetangga yang baik tersebut akan pergi secepat itu. Apalagi siangnya saya masih melihat beliau saat akan menjemput anak saya sekolah. Berita kematiannya di sore hari membuat saya kaget. Pun istri dan ketiga putrinya. Istrinya hanyalah seorang ibu rumah tangga yang masih menanggung biaya sekolah ketiga putrinya. Saya tidak habis pikir bagaimana nanti mereka bertahan hidup dan melanjutkan sekolah putrinya. .
Berbeda dengan dua cerita di atas, seorang teman tiba-tiba kehilangan sepeda motornya. Selama ini sepeda motor tersebut adalah alat transportasi utama untuk mengantar dan menjemput sekolah. Kehilangan sepeda motor yang tidak diasuransikan seperti kehilangan separuh nyawa. Teman saya tidak menyangka sepeda motor yang aman berada di dalam rumahnya akan begitu saja hilang digondol pencuri. Musibah dan maut adalah dua hal yang tidak kita duga datangnya. Bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Tergantung bagaimana sikap kita dalam menghadapinya. Siapkah kita menghadapinya? Apa yang akan kita lakukan untuk mempersiapkannya.
Sedia Payung Sebelum Hujan
Pengertian asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang adalah pertanggungan atau suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu. Keluarga mertua temanku tentu tidak perlu bingung jika rumah yang beliau tempati sudah diasuransikan. Cukup membayar premi sejumlah tertentu dan rumah akan terlindungi. Demikian pula tetanggaku yang meninggal tiba-tiba. Istrinya tidak perlu bingung jika kepala keluarga meninggal tiba-tiba karena ada uang pertanggungan dan pembebasan premi hingga ketiga anaknya masih bisa melanjutkan pendidikan. Temanku pun pasti tidak kebingungan jika kendaraannya yang hilang sudah diasuransikan sebelumnya. Sayangnya belum semua orang memahami pentingnya asuransi.
Keluargaku sendiri adalah keluarga yang 'melek' asuransi. Sejak tahun 90 an saat aku duduk di bangku sekolah menengah nenekku sudah ikut salah satu program asuransi jiwa untuk proteksi terhadap dirinya. Membeli asuransi ibarat sedia payung sebelum hujan. Siap dengan segala kondisi yang sebelumnya tidak kita inginkan. Ketika tiba-tiba nenekku stroke dan koma dan meninggal beberapa hari kemudian asuransi memberikan sejumlah uang pertanggungan. Tentu saja kita tidak berharap untung atau meninggal dari polis asuransi yang kita miliki. Namun jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti kejadian pada nenek saya, asuransi bisa menjadi dewa penolong.
Aku Dan Asuransi
Dibesarkan dalam keluarga yang melek asuransi saya menjadi orang yang care terhadap asuransi. Bagaimana tidak care? Sejak saya kecil almarhum bapak sudah membeli asuransi untuk adik saya dan asuransi pensiun untuk beliau. Sebagai seorang wiraswasta dengan pendapatan yang naik turun bapak sudah mempersiapkan segalanya dengan mempersiapkan dana di hari tuanya. Saat itu beliau membeli asuransi dollar sebagai tabungan beliau di masa tua. Meskipun sempat terseok-seok saat dolar naik saat krismon, terbukti asuransi bapak bisa menjadi dana pensiun saat jatuh tempo. Pun dengan keluarga besar bapak. Hampir semua paman saya mempersiapkan asuransi untuk putra-putrinya. Pengalaman berasuransi dengan banyak manfaat yang diterima nenek saya membuat keluarga besar kami mempersiapkan payung sebelum hujan dengan berasuransi.
Saat memasuki gerbang rumah tangga tahun 2004, aku sudah berpikir jauh tentang asuransi. Pengalaman dengan asuransi sangat berharga bagiku. Kebetulan asuransi kantor suamiku menggunakan Allianz Health. Pada tahun 2006 saat melahirkan anak pertama Allianz Health dari kantor suami menanggung biaya persalinan anak pertamaku. Pun dengan persalinan anak kedua yang lahir setahun kemudian tahun 2007. Allianz Health kembali menanggung biaya persalinan. Melahirkan berturut-turut dalam dua tahun cukup menguras biaya. Alhamdulilah premi yang dibayarkan setiap bulan dipotong dari gaji kantor bisa menjadi penolong saat kami kesulitan biaya. Allianz Health kembali menjadi penyelamat saat tahun 2007 anak pertamaku sakit dan harus di rawat di rumah sakit selama beberapa hari.
Mengingat pentingnya asuransi seminggu setelah anakku keluar dari rumah sakit aku langsung membeli polis asuransi untuk anakku. Yah...meskipun untuk kesehatan sudah ditanggung kantor. Bulan Oktober 2007 aku mulai membeli polis Allisya Protection dengan unit link untuk Devin anak keduaku. Saat itu usianya baru 5 bulan. Untuk Faris anak pertamaku aku sudah membuka tabungan pendidikan berasuransi . Tak terasa tahun ini menginjak tahun ketujuh pembayaran premi nya. Pembayarannya pun cukup mudah. Cukup didebet tiap bulan dari rekening tabungan yang kita daftarkan untuk pertama kalinya. Sedikit keunggulan dari Allisya Protection yang kubeli ini adalah adanya Spouse Payor Protection. Jadi aku tidak hanya memproteksi pemegang polis saja namun juga pasangannya. Jadi jika terjadi sesuatu terhadap pemegang polis atau pasangan asuransi akan membebaskan premi.
Saat ini kebetulan kantor tidak lagi menggunakan Allianz Health, namun jasa asuransi kesehatan sangat terasa. Apalagi saat anggota keluarga bersamaan masuk rumah sakit. Masih ingat tahun 2010 aku dan Devin masuk rumah sakit karena terkena demam berdarah bersama-sama. Bayangkan anak dan ibu masuk rumah sakit bersamaan. Biaya yang dikeluarkan lumayan banyak dan Alhamdulilah ter cover semua oleh asuransi. Pun saat lebaran tahun kemarin kedua anakku masuk rumah sakit karena terkena typhus. Faris dan Devin harus berada di rumah sakit selama hampir seminggu dan menghabiskan belasan juta rupiah untuk biaya mereka berdua. Lagi-lagi asuransi menjadi penyelamatnya. Untung ada asuransi kesehatan. Biaya premi yang kita keluarkan setiap bulan tidak ada apa-apanya dibanding banyak manfaat yang akan kita peroleh.
Asuransi dan Hari Tua
Semua orang pasti menginginkan masa depan yang cerah dan hari tua yang nyaman. Hari tua dimana kita tidak diributkan oleh masalah dana pendidikan dan biaya-biaya lainnya. Kedua orang tuaku adalah contoh nyata masa tua yang nyaman. Dengan asuransi dollar yang diikuti saat masih muda, bapak dan ibu memperoleh banyak manfaat di hari tua nya saat asuransi beliau memasuki saat jatuh tempo. Bapakku meninggal beberapa bulan yang lalu. Namun di masa hidupnya kehidupan beliau sejahtera dan tidak memikirkan banyak biaya karena sudah ada dana yang menjamin di hari tua nya.
Polis Asuransi Allisya Protection yang kami miliki adalah salah satu persiapan kami di masa tua. Saat kami beranjak tua sudah ada dana pendidikan untuk Devin sehingga kami tidak perlu repot memikirkannya. Selain itu DPLK Allianz Indonesia yang diikuti suamiku melalui kantornya sejak tahun 2010 akan menjamin masa tua kami nanti. DPLK Allianz ini memberikan laporannya setiap semester atau setiap enam bulan sekali. Dana yang akan kami terima saat suamiku pensiun InsyaAllah bisa membuat masa tua kami nyaman dan tenang. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi saat kita tua nanti. Tentu saja kita selalu berharap diberi kesehatan dan kesejahteraan di masa tua. Namun untuk menghilangkan segala keraguan dan resiko di hari tua ada baiknya kita mempersiapkan hari tua dengan berasuransi.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Allianz Writing Competition 2014 Dengan Tema Asuransi Dalam Segala Aspek Kehidupan
rasanya aman ya mbak kalau sudah punya asuransi
BalasHapusIya mbak.
BalasHapusRasanya aman dan terlindungi karena kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi.Ikutan lombanya yuk mbak.
Waah nanti aku juga mau bikinin asuransi pendidikan buat Sena. Terbukti asuransi melindungi kita semua.Nice post mbak.
BalasHapusWaaah harus itu. Asuransi pendidikan itu penting sekali. Ayo segera bikin...
BalasHapusmbak, kapan-pas pas ketemuan aku pengen nanya-nanya soal Allianz.
BalasHapusWaaah boleh banget mbak Arin
BalasHapusWah, keren ceritanya. Asuransi melindungi dan menolong kita ya mbak. Paling suka deh sama foto yang terakhir..
BalasHapusBtw, kita pernah ketemu mbak, tapi gak ngobrol sich, hehehe.. Itu tuh , di acara yg mbak Nunung dapet hadiah kompor keren dan mahal ituuhh...hehehe.. Semoga di lomba ini mbak Nunung beruntung juga ya... Amin.. )
Waaah..
BalasHapusKita pernah ketemu ya ternyata mbak?Hihi..
Maaf ya lupa mbak eka fikry yang mana.Pas dapat kompor itu belum ngeblog mbak soalnya saya.Punya nya kompasiana.Semoga nanti kalau ketemu kita bisa ngobrol banyak ya.Makasih mbak doanya.Memang asuransi itu berguna banget.Melindungi dari hal hal yang tidak kita duga.Trima kasih sudah berkunjung ya mbak.
Saya setuju mbak, Asuransi digunakan untuk pengalihan risiko, bukan untuk mencari kekayaan. Jadi tidak berharap ada yang terkena musibah agar mendapat santunan tunai .
BalasHapusTrima kasih sudah mampir ke sini ya.Ya
BalasHapusBetul asuransi untuk meminimalisasi resiko