Selasa, 12 September 2017

Sebutir Kenangan dan Sebuah Inspirasi dari Negeri Timah



Drama di Hari H
Tujuan liburan kali ini adalah Pulau Bangka. Saat semua orang pergi untuk sholat Idul Adha, kami sibuk memasukkan koper dan ransel ke mobil. Yup..kami memang membawa mobil sendiri ke bandara. Lebih praktis dan tidak susah mencari kendaraan atau taxi online di hari lebaran.

Sayangnya si ayah lupa mengecek bensin yang ternyata mau habis. Perburuan mencari bensin pun dimulai. Sepanjang perjalanan dari rumah semua pom bensin yang kami temui tutup dan baru buka jam 9 pagi. Padahal kami harus sudah sampai bandara jam 9 pagi. Ada sekitar tujuh sampai delapan pom bensin yang kami datangi dalam perjalanan ke bandara dan semua TUTUP.

Si ayah makin panik. Indikator bensin di mobil sudah menyala. Artinya bensin sudah benar-benar habis.  Untunglah kami sudah dekat dengan Bandara. Si ayah bergegas ke pom bensin di pintu keluar bandara.  Dan ternyata sama. Tutup!!

Tampak sebuah mobil di pom. Sepertinya mau isi bensin juga. Gambling kami masuk pom meski tertulis tutup. Ternyata pom bensin bukan hanya tutup Idul Adha. Ternyata memang tutup dan tidak melayani pembelian bensin lagi. Lemes lah kami. Terbayang pasti mobil mogok di sini dan kami ketinggalan pesawat. Pom bensin ini mau tutup dan tidak melayani pembelian tunai. Harus memakai kupon. Sementara kami tidak punya kuponnya. Sudah minta belas kasihan petugas agar mau dibayar tunai karena bensin kami benar-benar habis. Tapi tetep tidak bisa.


Aha!!!

Si ayah memberanikan diri meminta seliter bensin ke mobil yang sedang isi bensin. Kebetulan dia mempunyai kupon. Alhamdulilah si bapak yang  baik hati memberikan selembar kuponnya senilai 10 liter untuk kami. Dan akhirnya selembar kupon dari si bapak menyelamatkan perjalanan kami. Ini adalah Aha moment pertama di liburan kemarin. Menerima kebaikan dari seseorang yang tidak kenal. Seperti menemukan air di Gurun Sahara.


Pangkal Pinang Bangka

Bandara Depati Amir kelihatan begitu megah dari pesawat kami yang landing. Beberapa penumpang langsung turun.  Begitu juga dengan kami. Sontak ingatanku langsung melayang ke peristiwa 22 tahun silam saat keluarga besarku menghadiri acara pernikahan di Bangka.

Saat pesawat landing di Depati Amir  dan mendarat, adikku langsung muntah-muntah .Itu pertama kalinya kami naik pesawat. Saat itu aku masih duduk di kelas dua SMA dan adikku kelas dua SMP. Aku langsung memijit mijit tengkuk adikku yang terlihat pucat. Kenangan itu begitu nyata dan tiba-tiba saja aku  kangen almarhum adik yang meninggalkan kami beberapa tahun lalu.

Setelah mengambil bagasi ponselku berbunyi. Ternyata dari Mas Roza,  driver yang menjemput kami. Selama tiga hari di Bangka Mas Roza akan menemani perjalanan kami.

Berkeliling Bangka
Hari masih pagi saat Mas Roza menjemput kami ke hotel. Hari kedua ini agenda kami adalah berkeliling Pulau Bangka. Tujuan pertama adalah Pantai Parai yang terletak di Sungai Liat  32 km dari Pangkal Pinang.

Mas Roza bukan hanya sekedar driver. Dia juga seorang guide yang baik.  Setibanya di Pantai Parai, dia menceritakan sejarah Pantai Parai. Dulu namanya Parai Tenggiri karena Presiden Sukarno yang dulu dibuang ke Bangka sangat senang makan ikan Tenggiri dari pantai ini. Sekarang namanya berubah bukan Parai Tenggiri tetapi hanya Pantai Parai saja.





Hamparan pasir putih, laut biru dan batu-batu granit menyambut kedatangan kami. Suami dan anak-anak langsung berdecak kagum melihat keindahan Pantai Parai. Sementara anganku melayang ke masa lalu. Dua puluh dua tahun yang lalu saat kami sekeluarga besar berwisata ke Pantai ini.

Sepertinya baru kemarin  almarhum adik dan almarhum Bapak berenang di sini. Sepertinya baru kemarin  kami main pasir, dan sepertinya baru kemarin  aku  minta difotoin adik saat naik ke batu-batu granit. Tak terasa air mataku jatuh. Semuanya tinggal kenangan karena bapak dan adikku sudah tiada. Perjalanan traveling ke Bangka 22 tahun lalu adalah perjalanan yang membekas hingga kini. Traveling pertama yang kutulis dalam diary. Menjadi tonggak sejarah catatan-catatan perjalananku berikutnya.

Deburan ombak dan  angin sepoi-sepoi sukses mengaduk-aduk memoriku. Membawa sebutir kenangan bersama  orang-orang tersayang.
Sumber : Instagram Fadevmother





Perjalanan dilanjutkan ke Vihara Puri Tri Agung. Kuil Shaolin begitu masyarakat setempat menyebutnya. Kuil  ini telah dibangun selama 12 tahun dan diresmikan Bulan Januari 2015. Interiornya luas dan bagus. Ada altar besar di tengah-tengahnya. Kita boleh berfoto di dalam vihara namun ada aturan tertentu yaitu tidak boleh berfoto tepat di depan altar. Harus agak menyamping jika ingin berfoto dengan latar belakang altar. 

Dari atas Vihara kita bisa melihat  pemandangan indah Pantai Tikus dengan airnya yang biru . Pantai Tikus adalah pantai terpanjang di Sungai Liat. Bentuknya hampir sama dengan pantai di Bangka pada umumnya dengan pantai yang landai dan batu granit di atasnya. Kami menikmati keindahan Pantai Tikus dari vihara dan tidak turun ke bawah. 



Depan Puri Tri Agung


Altar


Pantai Tikus tampak dari atas vihara

Pantai Pasir Padi, jembatan emas dan museum timah adalah destinasi kami selanjutnya. Sayangnya museum timahnya sedang tutup. Padahal suami dan anak-anak ingin sekali mengunjunginya.

Pantai Pasir Padi

Pantai Pasir Padi

jembatan emas

Inspirasi dari Mas Roza

Mas Roza sebenarnya hanya driver.  Kami menyewanya untuk mengantar berkeliling tempat wisata di Bangka. Tapi dia dengan senang hati menjadi guide tanpa kami minta. Menerangkan sejarah tempat-tempat wisata yang ada sekaligus menjadi fotografer kami saat kami ingin foto bersama. Di sini kami belajar tentang keikhlasan dan totalitas darinya. Belajar darinya tentang cara dia melayani tamu dan memberikan servis terbaiknya.

Sebenarnya dulu sebelum menjadi driver,  pekerjaan Mas Roza cukup bonafid. Bekerja di salah satu airlines di Bandara Depati Amir. Penghasilannya memang banyak namun dia tidak mempunyai banyak waktu untuk keluarga. Hari libur bahkan Hari Raya Idul Fitri saat anggota keluarga berkumpul pun dia harus masuk melayani penumpang. Waktu untuk keluarga tidak banyak. Akhirnya dia memutuskan untuk berhenti.

Aha!!!

Satu hal lagi aku belajar dari Mas Roza. Bahwa uang bukanlah segalanya. Quality time dengan keluarga dan kepuasan batin dalam bekerja adalah kunci kebahagiaan. Bekerja di bagian ticketing di air lines kelihatan keren dan bonafid. Namun dia tidak punya banyak waktu untuk keluarga. Harus lembur di saat libur, apalagi kalau pesawat delay. 

Mas Roza menikmati pekerjaannya sekarang sebagai driver. Mendapat penghasilan sekaligus  mengenalkan wisata Bangka. Sebagai driver dan guide dadakan dia cukup ramah dengan anak-anak sehingga anak-anak pun merasa nyaman dengannya. 



Mas Roza driver yang ramah (tengah)


Skyscanner
Aku adalah tipe family traveler. Jadi kalau pergi harus bawa semua keluarga. Rasanya ada yang kurang kalau pergi sendirian. Demikian pula dengan suamiku. Alhasil biaya traveling menjadi bengkak karena harus membeli tiket untuk kami sekeluarga.

Cara menyiasati agar bisa traveling hemat dengan seluruh keluarga adalah dengan cara mencari tiket pesawat murah di tanggal yang paling murah. Tapi nggak mungkin kan browsing dan cari tiket satu-satu cari harga yang paling murah?

Untung ada website dan aplikasi skyscanner yang mempermudah kita untuk mencari tiket pesawat termurah. Pertama kenal dengan  aplikasi Skyscanner tahun 2014. Cerita perkenalan dengan sky scanner bisa dibaca di sini.


Buat yang belum tahu skyscanner aku jelasin deh. Skyscanner adalah mesin pencarian travel yang membantu menemukan tiket pesawat murah, hotel dan sewa mobil dalam hitungan detik untuk jutaan destinasi travel di dunia. Kebetulan sudah lama aku ingin ke Lombok. Selama ini cari tiket ke Lombok belum ada yang cocok. Mau cari satu-satu nggak mungkin karena memakan banyak waktu. Lagi pula aku repot dengan bayi. Untung ada Skyscanner Indonesia yang bisa mengetahui harga tiket  termurah sepanjang tahun. Untuk tahun 2017 dari bulan September sampai Desember bulan termurah ada di bulan November. Selain itu kita juga bisa mngetahui tiket pesawat promo sepanjang tahun.


Bulan termurah dari skyscanner.co.id





Dari tabel di atas tampak bahwa bulan termurah jika kita ingin terbang ke Lombok adalah bulan November dan tanggalnya adalah 1 November. Selain itu dengan Skyscanner Indonesia kita juga bisa mengetahui harga termurah, harga terbaik dan waktu tercepat. Waah..keren banget kan? Tanpa harus membuka satu-satu, situs skyscanner sudah bisa membandingkan ratusan atau puluhan harga dari berbagai maskapai dalam satu waktu. Contohnya jika aku ingin terbang tanggal 30 September 2017. 




Jadi buat yang ingin liburan dan mendapat tiket pesawat murah buka saja www.skyscanner.co.id.
Ada banyak pilihan tiket pesawat, hotel dan rental mobil dengan harga terbaik. Bisa kita tonton video di bawah ini. 






Jadi nggak sabar nih traveling lagi. Berharap menemukan banyak aha moments selama traveling. Traveling mengajarkan banyak hal. Bertemu banyak orang baik yang menginspirasi. Sampai jumpa di catatan perjalanan berikutnya guys. 







28 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Iya Mbak seru banget. Itu udah deg degan banget bakal telat check in dan ketinggalan pesawat loh. Mana pom bensinnya benar-benar tutup dan hanya ngabisin bensin yg ada. Belinya pun pakai kupon. Wis pokoknya wajahnya panik mode on. Alhamdulilah ketemu bapak yg baik hati dan mau kasih kuponnya.Petugasnya gak bergeming meski kita bilang kita ketinggalan pesawat. Beli seliteeeer aja.

    Kapan kapan main ke Bangka mbak. Pantainya bagus bagus loh.

    BalasHapus
  3. Belum pernah ke Bangka, ternyata bagus2 ya tempat wisatanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus bagus Mbak. Pantai-pantainya lebih banyak dari Belitung dan bagus semua. Cuma kadang orang awam suka salah Bangka Belitung dikira satu pulau. Padahal beda pulau meski satu propinsi Bangka Belitung

      Hapus
  4. Ikut deg-degan pas sampai isu bensin. Hahaha...
    Untung happy ending ya.

    Aku sepertinya semua tipe traveller. Sendiri boleh, bareng, apalagi.

    Sama dong mbak, aku juga sering nemu'aha'momen saat bepergian.

    Well, Bangka Belitung, definitely my next bucket list. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe..bagian isi bensin memang horor banget. Wajahku aja sudah panik kepiting rebus takut ketinggalan pesawat. Untung ada bapak-bapak baik ya. Alhamdulilah banget.
      Ayoo Bun Rosanna pergi ke BAngka Belitung buat destinasi selanjutnya. Eh sering nemu aha moment kan saat traveling? Ikutan lombanya yuk...

      Hapus
  5. Oh asik juga ya pake Skyscanner, jadi petunjuk utk harga tiket termurah, kita bisa prepare sblmnya tanpa ngeri bujet bengkak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Lia. Dengan skyscanner bisa tahu kapan harga tiket termurah. Jadi bisa prepare jauh jauh hari.

      Hapus
  6. Kapan ya aku traveling jauh-jauh begini? Travelingku masih sekitar Bandung �� padahal pengen ikutan lomba ini juga deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayoo Mbak ikutan. Kan gak harus traveling jauh. Yang dekat dekat juga bisa kok.Ikutan lombanya yuuk..

      Hapus
  7. wow..
    liburane mbak nung hebring!
    cerita blognya nano-nano. ada deg-deg an, seru-seruan, sedih, koyok novel hahahaa..
    btw, jadi pengen jelong-jelong aku mbak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang nano nano dik. Ayoook jelong-jelong lagi yuk. Kaki gatel nih pengin kemana mana. Hihihi

      Hapus
  8. Saya belum pernah coba nih Sky Scanner. Menarik juga. Apalagi saya pun tipe family traveler dimana urusan biaya memang jadi lebih banyak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayooo mbak coba skyscanner. Berguna banget loh. Soalnya kita bisa tahu pesawat termurah dengan membandingkan banyak maskapai dan tanggal dengan satu langkah mudah. Mayan irit mbaak buat yang kalau liburan bawa rombongan krucils kayak kita.

      Hapus
  9. Semakin sering traveling semakin banyak 'aha' momen yang menarik untuk jadi refleksi diri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Arin.Semakin banyak jalan semakin banyak menemukan aha moments.

      Hapus
  10. Pantai Tikus itu sekarang jadi destinasi incaran loh sama Kemenpar, ya iyalah keren gtu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah baru tau malah kalau Pantai Tikus jadi destinasi incaran Kemenpar. Tapi emang cakep banget siih..

      Hapus
  11. Balasan
    1. Ayoo Mbak Rina main ke sana. Tiket ke Bangka terjangkau kok harganya dibanding ke Bali. Masih available lah liburan sekeluarga ke sana. Nggak boros boros amat.

      Hapus
  12. Terima kasih ya sudah ikutan Blog Competition "Aha Moments" Skyscanner Indonesia. Good luck :)

    BalasHapus
  13. Jejak. Terima kasih atas partisipasinya. :)

    BalasHapus
  14. Traveling paling seru itu emang kalo bareng keluarga, apapun pengalamannya sampai rumah pasti ketawa mengingat ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak Dewi...traveling bersama keluarga memang paling seru dan menyenangkan

      Hapus
  15. Halo Nunung Yuni Anggraeni, maaf ya, bunda baru sekarang berkunjung. Ikut bahagia membacaa traveling bersama keluarga ke pulau Bangka. Sebetulnya seorang perempuan yang membesarkan bunda sejak bunda berumur 8 tahun hingga beranak satu juga wanita berhati mulia berasal dari pulau Bangka (Mentok), tapi bunda belum pernah ke Mentok. Beberapa tahun yang lalu berlibur hanya ke Belitung saja. Puas juga karena Belitung pun memiliki pemandangan yang indah dengan batu-batu besar menghadang pandang mata ke laut lepas. Indah sekali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bunda Yati sudah berkunjung ke sini. Wah ternyata yang membesarkan bunda berasal dari Bangka juga ya. Belitung hampir sama dengan Bangka pantainya bunda. Tapi kotanya lebih sepi.

      Hapus