Jumat, 15 Oktober 2021

Merdeka dari Pandemi dengan Bergotong Royong

Tidak pernah terbayangkan jika pandemi akan terjadi di negara ini. Namun pandemi nyata adanya. Virus Corona yang awalnya hanya kita lihat di televisi akhirnya sampai juga di Indonesia. Meluluhlantakkan semuanya. Perekonomian hancur , kesehatan apalagi. Banyak sektor usaha yang terpaksa tutup. Para pejuang covid dokter dan perawat adalah garda terdepan dalam menghadapi pandemi ini. Bahu membahu mengorbankan tenaga, waktu dan juga materi untuk menyelamatkan sesama.

Bagiku pandemi mengajarkan banyak hal. Nilai gotong royong yang selama ini hampir punah terutama di perkotaan muncul lagi sejak pandemi melanda. Masyarakat bergotong royong dan saling membantu untuk survive.

Aku paling seneng lihat postingan temen mayaku Aprilia Arifiyanti. Sejak pandemi kegiatan gotong royong di perumahannya sebuah perumahan di Purwokerto berjalan bagus. Di awal pandemi banyak warga perumahannya terdampak dan ini membuat dia dan beberapa pengurus RT nya berinisiatif untuk membuat gawang berbagi. Warga yang mampu boleh donasi apa saja dan mencantelkan donasinya di pagar rumah yang ditunjuk. Bisa berupa telur, gula, beras, sayur, tempe maupun minyak. Dan warga yang membutuhkan bisa mengambil apa yang dibutuhkan dari cantelan. Butuh minyak boleh ambil minyak, butuh telur boleh ambil telur dan seterusnya. Sungguh sebuah gotong royong dan saling berbagi yang indah.

Gawang berbagi yang awalnya dibuat saat pandemi dan warga bisa cantelin apa saja kini makin berkembang dan teratur. Bukan setiap hari namun menjadi setiap Jumat. Donasinya pun kini berbentuk uang dan dibelanjakan oleh pengurus. Dalam seminggu ibu-ibu pengurus PKK membagikan 300 bungkus sayur dan lauk. Ibu-ibu yang butuh boleh mengambil sayur, lauk dan pauk maksimal 3 macam. Oya semua dalan kondisi mentah dan bisa diolah sendiri. Salut dengan April dan ibu-ibu di kompleknya yang istiqomah, saling bergotong royong dan berbagi di masa pandemi ini.

Merdeka dari Pandemi dengan Bergotong Royong
Sumber : Instagram Aprilia Arifiyanti


Beda komplek beda pula cara bergotong royongnya. Contohnya di perumahanku. Memang tidak ada berbagi sayuran seperti di perumahan April, atau bergotong royong membuat rumah seperti di kampung. Namun bagiku cara bergotong royong di perumahanku cukup aku acungi jempol. 

Di masa pandemi seperti ini masing-masing berusaha survive dengan caranya. Jadi di grup arisan ibu-ibu komplekku,  para tetangga saling berjualan produknya dan ngiklan di grup whats app. Ada yang abis di PHK dan jualan sambal, ada yg jualan kopi kekinian dadakan, jualan hand sanitizer, jualan pengait masker hand made dan sebagainya. Aku menyebutnya dari kita untuk kita. Siapa yang beli? Yang beli juga para tetangga sendiri terutama yang tidak terdampak pandemi. Cara membantunya ya dengan membeli jualan para tetangga terdampak agar bisa survive. Yup gotong royong bukan hanya dalam bentuk kerja bakti. Namun saling membantu, bahu membahu agar bisa survive juga merupakan salah satu bentuk gotong royong menurutku.

Hal seperti ini juga aku temukan di komplek Mbak Katerina seorang travel bloger. Dulu beliau sering posting di medsosnya gotong royong di kompleknya. Mirip dengan komplekku. Tetangganya tiba-tiba banyak yang jadi penjual dadakan untuk survive  dan yang beli juga para tetangga sendiri. Mirip-mirip cara bergotong royong di komplekku. Iklannya lewat whats app group. Bedanya di komplek Mbak Katerina ada atm beras di masjidnya. Jadi kaum dhuafa yang tidak mampu bisa ambil beras secukupnya di sana.

Gotong royong di masa pandemi bukan hanya ada di komplek. Di sekolah pun begitu. Anakku bersekolah di sebuah sekolah swasta Islam di kotaku. Pandemi seperti ini benar-benar merubah segalanya. Terutama yang bergerak di sektor pariwisata. Beberapa orang tua juga terdampak di pekerjaannya dan menjadi penjual dadakan untuk survive. Dari jualan frozen food sampai jualan makanan matang. Dari yang nggak ada masalah bayar SPP, sampai yang merasa berat bayar SPP. Kita pun saling bantu dengan membeli jualan orang tua murid di grup whats app orang tua murid. Dari ortu untuk ortu. Yup...gotong royong memang diperlukan saat pandemi seperti ini.

Bukan hanya dalam bentuk saling membeli atau menyumbang sembako. Salah satu sahabatku juga bergotong royong. Kali ini dia iuran dengan teman-temannya untuk membelikan handphone seorang anak dhuafa yang tidak mempunyai handphone untuk sekolah daring. Sungguh gotong royong yang indah.

Tetangga Penolong Terbaik Saat Terkena Covid 19

Berawal dari adikku dan anaknya yang tinggal dekat rumah  sakit batuk dan masuk angin selama seminggu. Sebagai kakak yang baik aku sering menjenguknya. Nggak pakai lama badanku ikut linu-linu di seluruh tubuh dan agak demam selama 3 hari. Kemudian si bungsu dan sulung ikutan demam. Aku menyangka aku kena chikunguya dan anak-anak masuk angin biasa. Sudah berobat namun belum sembuh.

Tiba-tiba adikku kirim pesan dan bilang dia dan anaknya positif. Dueng... dueng... langsung panik dong. Jangan-jangan kami positif juga dong. Dan untuk pastinya kami serumah tes PCR.  Tanggal 6 Maret 2021 kami berlima, aku, suami dan 3 anak positif semua. Alhamdulilah gejala kami ringan cuma demam saja sama lemes. 

Sejak dinyatakan positif kami langsung lapor Pak RT dan isolasi mandiri. Adikku dan anaknya pun isolasi mandiri. Dan gotong royong antar tetangga pun dimulai. Dari menyemprot area rumah kami dengan desinfektan sampai makanan. Makanan setiap hari dianterin tetangga secara bergantian. Susu anak-anak, jajan anak-anak dan keperluan kami pun disupply oleh tetangga.  Selain kerabat dan teman-teman tentu saja. Bagi kami tetangga adalah penolong yang siap sedia kapan pun kami butuh. 

Bentuk kepedulian di lingkungan kami dengan cara "jogo tonggo" adalah cara kami bergotong royong dan bebas dari pandemi. Bukan hanya keluarga kami yang menikmati indahnya gotong royong ini, namun keluarga - keluarga lain di lingkungan kami yang giliran terkena covid 19. Alhamdulilah tetangga yang baik dan lingkungan yang solid mampu membuat kami-kami yang sakit cepat pulih. Bukan hanya dukungan materi namun suntikan semangat dan untaian doa juga tetangga panjatkan.

Pandemi mengajarkan banyak hal, bahwa kita hidup tidak bisa sendiri dan pasti membutuhkan bantuan orang lain. Gotong royong itu perlu. Selain menolong sesama juga mempererat tali silaturahmi antar tetangga. Semoga pandemi segera berakhir ya guys.

#BlogUnparGotongRoyong

#LombaBlogUnpar





30 komentar:

  1. Pandemi memang wabah yang sangat mengeirkan ya kak. Tapi dibalik itu semua, ada hikmah yang bisa diambil.

    Ya, gotong royong ini misalnya. Tadinya ogah-ogahan. Berkat pandemi jadi saling kerja sama

    BalasHapus
  2. Jogo Tonggo ini memang bermanfaat banget. Kita semua bisa gotong royong untuk bangkit dari pandemi. Terutama membantu mereka yang terdampak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yooii Mbak Eri.Sebenarnya jogo tonggo ini istilah gotong royong di Jawa Tengah . Kalau di Bekasi namanyq apa ya. Gotong royong aja kali ya. Tapi karena saya asli Jateng jadi kebawa bilang Jogo Tonggo.

      Hapus
  3. aammiinnn.. bener tetangga adalah orang yang menurutku paling dekat yang bisa dimintai tolong. Tapi kadang ada rasa nggak enak juga karena sudah merepotkan.. pada akhirnya membalas kebaikan mereka bisa membantu tetangga yang sedang kesulitan atau membeli barang jualannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak Lita. Kebetulan di komplekku meski di kota tapi tetangganya guyub. Pandemi gak pandemi kita kompak banget...

      Hapus
  4. Tetangga jadi saudara terdekat dalam kondisi apapun.
    Apalagi situasinya di tengah pandemi ini. Maka dengan bergotong royong dapat lebih meringankan beban masing-masing

    BalasHapus
  5. Betul banget, dilingkungan saya tinggal juga begitu semua saling support jadi meskipun pandemi ini dampaknya negatif tapi tetap ada sisi positif terutama rasa kemanusiaan terasah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rasa kemanusiaan dan gotong royong menjadi lebih terasah saat pandemi mbak. Meski di hari biasa kita juga guyub

      Hapus
  6. Tetangga itu emang keluarga terdekat kita ya mbak, saat ada keperluan apa2 tetanggalah yang biasa duluan hadir untuk menolong termasuk saat pandemi kayak gini. Dan seneng juga dengernya kalo hubungan baik dengan tetangga terjaga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kita itu sering saling antar makanan loh sama tetangga kanan kiri meski hidup di kota. Tetanggaku baik baik semua

      Hapus
  7. Musibah pandemi ini ada hikmah yang bisa dipetik. Tetangga itu kalo dibilang saat ini adalah sodara terdekat ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya saudara terdekat adalah tetangga mbak. Selalu ada saat kita butuh

      Hapus
  8. iya, gotong royong memang penting ya mbak
    salah satu kearifan lokal khas Indonesia yang wajib dilestarikan

    BalasHapus
  9. baik-baik memang berelasi dengan tetangga, karena mereka adalah bantuan pertama yang akan kita dapat saat membutuhkan. semangat jogo tonggo!!

    BalasHapus
  10. Benar ya. Kalau ada apa-apa, orang pertama yang tahu adalah tetangga. Makanya gotong-royong membantu tetangga itu baik untuk kita lakukan. Semoga beban bisa semakin ringan dan pandemi segera usai.

    BalasHapus
  11. Pandemi ini pada akhirnya banyak ngasih pelajaran bersama ya Mba. Saling bantu dan saling dukung walau nggak ngumpul ngumpul guyub seperti sebelum pandemi. Kita semua bertahan bersama, dan saling bantu. Gotong royong. Apalagi, kalau ada apa apa, penolong pertama sesungguhnya adalah tetangga sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya pertolongan pertama dan terdekat adalah tetangga mbak .

      Hapus
  12. Saling tolong menolong dan berempati terhadap orang irang disekitar ngebuat kita bisa melewati pandemi ini dengan sukses

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali Om...semoga kita semua bisa melewatinya dengan baik

      Hapus
  13. Keren ya, mbak kalau selama masa pandemi ini sesama tetangga itu bahu membahu buat meringankan beban sesama. Pastinya jadi kebun terasa kekeluargaannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terasaaa bangeet Mbak kekeluargannya....beneran deh ..

      Hapus
  14. Pandemi ini meski bikin jungkir balik semua orang, tapi tidak menutup untuk saling berbagi ya. Seru banget sih kalau bisa saling bergotong royong membantu sesama disaat masa sulit seperti ini.

    BalasHapus
  15. Di masa sekarang inilah, kita semua diuji kepeduliannya ya mba. Trutama terhadap tetangga sendiri. Aku juga ngerasain bangettttt hubungan antar tetangga jadi lebih solid. Kami jadi saling update kondisi masing2, dan kompak kasih bantuan. Pas keluargaku kena, mereka juga langsung arrange untuk semprot disinfektan ke rumahku.

    Aku sendiri lebih suka membantu dengan membeli jualan2 mereka. Banyak yg jadi jualan skr . Ga ada salahnya untuk dibeli. Harganya juga masih masuk akal. Buat mereka mungkin itu berarti sangat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali Mbak Fan. Sebelumnya komplekku ini dah guyub akrab lah antar tetangga. Setelah ada covid kami menjadi lebih solid.

      Hapus