Senin, 30 Januari 2023

Berwisata di danau Situ Gunung dan Situ Gunung Suspension Bridge

Halooo...kita terusin ya tulisan tentang jalan-jalan ke Sukabumi kemarin. Iya mumpung mood. Soalnya kalau nulis tema traveling itu gak boleh lama-lama. Sekali gak lama terlupakan dan nggak nulis deh karena moodnya sudah hilang duluan. Yang pasti sih feel nya dah gak ada kalau kelamaan gak ditulis.

Jadi setelah sampai di Villa Cemara, kita istirahat sebentar. Anak-anak yang lapar pesan nasi goreng disana. Setelah rebahan sebentar langsung cuzz ke Situ Gunung. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah empat sore. Padahal jam tutupnya jam empat sore. Ya...gak papa lah ya jalan-jalan sebentar ke danau biar besok gak buru-buru.

Kita membeli tiket di pintu gerbang. Harga tiketnya 18.500 dan si kecil tidak ditarik tiket. Jadi hanya empat dewasa saja. Mungkin karena setengah jam lagi mau tutup ya. Kita berjalan sekitar setengah jam jalan santai sampai danau. Di tengah jalan tiba-tiba hujan turun. Untung kita bawa jas hujan dan payung di tas. Jadi neduh bentar buat ganti jas ujan di pos ojek. Eh hujannya ternyata cuma sebentar trus cuma gerimis saja. Tapi gak papa lah ya tetep pakai jas ujan.

Dan sampailah kita di danau Situ Gunung . Indah pemandangannya meski mending dan gerimis. Untungnya pas kita mau foto-foto gerimis berhenti, jadi kita bisa foto tanpa jas hujan. Selesai foto eh hujan lagi. Alhamdulilah....








Pulangnya kami berjalan kaki. Tapi karena si kakak dan si bocah kecapekan akhirnya mereka naik ojek. Tarifnya 15 ribu sampai parkiran.  Karena si ayah pengen jalan kaki dan menikmati alam akhirnya aku nemenin  si ayah jalan kaki.  Padahal aslinya capek banget. Tapi kalau nggak ditemenin jalan kasihan karena mau magrib. Di sekitar danau banyak tukang ojek yang menjual jasa ke parkiran dengan tarif 15 ribu rupiah.

Situ Gunung Suspension Bridge

Hari kedua kita jalan-jalan ke jembatan. Awalnya mau berangkat abis subuh, tapi kayaknya anak-anak masih capek. Lagipula bukanya jam 7 pagi. Ya udah si emak bikin indomie dulu. Kebetulan di villa ada dapurnya dan udah bawa indomie dari rumah.

Jam delapan kurang lima menit baru kita berangkat.  Huhuhu....eh untung dekat banget ya dari villa. Cuma sepuluh meteran kali. Pas masuk kita tunjukin tiket kemarin sore ke pak penjaga dan bilang nginep di villa Cemara. Alhamdulilah gak usah beli tiket masuk lagi. Jadi hanya beli tiket ke jembatan aja.

Pas browsing katanya ada tiga jenis tiket yaitu jalur hijau, kuning dan merah. Nyatanya pas kita sampai sana nggak bisa milih dan dikasih tiket jalur hijau.  Harganya 100 ribu rupiah perorang.  Kita beli lima tiket. Alhamdulilah kalau jalur hijau ini nggak begitu capek karena ada antar jemput pakai mobil atau motor dan jalurnya nggak begitu jauh.



Yuhuuu...kita siap berpetualang. Setelah memakai gelang tiket, kita diantar naik motor ke pemberhentian pertama.  Disini ada welcome drink berupa teh hangat dan pisang dan singkong rebus. Mayan lah ya, perutnya jadi anget dulu sebelum menyeberang jembatan. 

Dan petualanganpun dimulai. Sebelum memasuki area jembatan kita dipakaikan alat pengaman yang dipakai di pinggang, semacam seat belt lah. Di ujung seat belt ada pengait yang bisa kita cantolin ke jembatan jika dirasa berbahaya atau jembatan bergoyang terlalu ekstrem. Kapasitas jembatan sendiri hanya 40 orang sekali jalan. Diluar itu harus antri ya teman-teman.


Setelah itu kita scan barcode yang ada di gelang hijau kita dan siap menyenangkan. Situ Gunung Suspension Bridge sendiri adalah jembatan gantung terpanjang seAsia Tenggara dan berlokasi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.


Alhamdulilah kami berlima tidak ada yang phobia ketinggian. Jadi meski harus berjalan di atas jembatan gantung yang membentang di atas jarang sedalam kurang lebih 125 meter ya santai aja. Bocil pun santai aja dan menikmati perjalanan di atas jembatan sepanjang 200 an meter dan merupakan jembatan gantung terpanjang se Asia Tenggara. Si duo kakak malah asyik foto-fotoan. Dan ini nih sebagian keseruan kami kemarin.

Dari Jembatan gantung kita menuju Curug Sawer. Jadi jembatan ini merupakan jalan pintas menuju Curug Sawer. Jalanan lumayan agak jauh menuju curug. Tapi suasananya menyenangkan terutama buat kami yang jarang melihat alam. Serasa hiking rame-rame serumah. 

Ada tempat peristirahatan dan toilet sebelum kita menuju Curug Sawer.  Bisa ngopi-ngopi dulu buat yang capek.



Alunan musik khas Sunda juga bisa kita temui sepanjang perjalanan menuju Curug Sawer. Ada dua grup dengan pakaian khas Sunda yang memainkannya di dua tempat yang berbeda. Kita bisa nyawer dengan memasukkan uang ke kotak yang ada di sana.


Dan alhamdulilah setelah perjalanan yang lumayan menguras fisik  keindahan Curug Sawer terpampang di depan mata. Keindahan Curug Sawer menghilangkan semua lelah yang ada.



Pulangnya kita seru-seruan naik keranjang Sultan. Hahaha pengin banget naik keranjang ini gara-gara lihat di tiktok. Buat yang punya tiket gelang hijau free ya , yang nggak bayar lagi.


Keranjang Sultan adalah destinasi terakhir dari perjalanan ke Curug Sawer. Selanjutnya kita bisa pulang ke parkiran.  Buat yang gelang tiket hijau kita dijemput oleh motor, sama seperti saat berangkat. Tapi sebelum dijemput ya lumayan harus nanjak dulu.

Kemudian kita kembali naik jembatan gantung. Yang ini namanya jembatan merah karena berwarna merah. Jembatan ini tidak sepanjang suspension bridge pas berangkat.


Alhamdulilah 15 menit kemudian sampai di Villa Cemara buat istirahat dan makan siang. Teman-teman ingin berpetualang asyik ajak anak-anak? Suspension Bridge Situ Gunung ini bisa jadi pilihan.

Sampai bertemu di catatan perjalanan berikutnya ya teman-teman.  Masih punya hutang nulis perjalanan ke Turki nih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar