Selasa, 31 Juli 2018

Manfaat Menanamkan Menabung Sejak Dini pada Anak - Anak

Januari 1987

Siang itu matahari begitu terik. Aku baru saja pulang sekolah dan belum berganti baju. Meskipun panas tapi tidak menyurutkan langkah kecilku untuk menuju pasar di desaku. Di sebuah rumah kecil tanpa plang aku masuk. Di sana ada sebuah bangku kursi panjang dari kayu. Disanalah aku duduk bersama orang - orang yang mengantri mau menabung sepulang dari pasar. 

Ruangan itu sungguh kecil berukuran 5x4 meter . Di dalamnya ada 2 buah meja dengan 2 orang yang duduk di belakang meja. Sementara di depannya ada dua bangku panjang dari kayu untuk mengantri. Yup..itu adalah bank di desaku. Bukanya setiap 5 hari sekali setiap hari pasaran yaitu hari Pahing dimana pasar di desaku ramai dengan orang - orang yang jual beli.

Saat giliranku dipanggil, bapak petugas bank tersenyum padaku. Kuangsurkan uang seribu rupiah hasil menabungku berhari-hari di celengan. Kemudian bapak itu mencatat di buku TABANASku. Buku bersampul coklat bertuliskan TABANAS itu menjadi buku kesayanganku. Aah..senangnya...tabunganku bertambah seribu rupiah setelah seminggu. Tahun 1987 saat aku kelas 3 SD uang seribu sangat banyak.

sumber : djamandahoeloe.com


Buku TABANAS adalah buku tabunganku pertama kali saat kelas 3 SD. Aku menjadi nasabah terkecil disana. Nenekku yang mendaftarkan aku untuk menabung disana. Jaman itu di desaku  belum lazim anak-anak menabung di bank. Teman-temanku masih menabung uangnya di celengan ayam yang terbuat dari tanah liat. 

Menabung di bank mengajarkanku banyak hal. Sejak kecil jika aku ingin sesuatu aku tidak bisa langsung minta kepada orang tuaku. Tapi aku harus menabung dulu. Harus ada usaha dulu meski saat itu orang tuaku mampu membelikanku barang yang kumau.

Saat SMP aku pindah sekolah ke kota. Untuk pertama kalinya ibuku membuka rekening di sebuah bank swasta terkenal saat itu. Waah aku senang sekali. Aku tidak lagi menabung di desa setiap hari pasaran Pahing, tapi aku ke bank sebulan sekali untuk menabung uang jajanku. Ruangan bank bukan lagi ruangan kecil dengan bangku kayu namun ruangan ber AC dengan bangunan keren buatku.

Kebiasaan menabung tetap kulakukan sampai aku kuliah. Jadi saat aku butuh uang untuk membeli sesuatu aku tidak minta orang tuaku namun bisa membeli dengan uang sendiri. Kebiasaan menabung ini diajarkan ibuku sejak kecil. Tak heran ibuku bisa membeli rumah dan kendaraan juga dari hasil menabung.


Menanamkan Kebiasaan Menabung Pada Anak-Anak

Setelah menikah dan mempunyai anak, aku mengajarkan apa yang dilakukan orang tuaku kepadaku yaitu mengajarkan menabung pada anak-anak. Saat anak-anak masih kecil mereka biasa menabung di celengan kaleng. Setelah SD anak-anak aku ajak untuk menabung di bank.


Celengan anak-anak (dok.pri)

Anak-anak antusias sekali saat diajak menabung di bank. Setelah uang jajan mereka penuh di celengan kaleng setiap bulan anak-anak kuajak ke bank untuk menyetorkan sendiri uang tabungannya. Buku tabungan bergambar kartun juga merupakan daya tarik tersendiri buat anak-anak yang saat itu masih kelas satu SD dan TK.

Buku tabungan anak-anak (dok.pri)


Kini anak-anak sudah kelas 6 SD dan kelas 7 SMP. Tabungan pun bertambah banyak karena setiap mendapat angpao tiap lebaran mereka langsung masukkan ke tabungan. Demikian saat mereka sunat. Angpao sunat anak-anak juga langsung masuk tabungan. Membiasakan menabung pada anak-anak sejak dini membuat mereka tidak konsumtif. Mereka terbiasa menabung untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan.

Manfaat Menabung

Bagiku yang diajarkan menabung dari kecil aku melihat manfaat menabung ini cukup banyak. Saat aku kecil aku tahu bapak dan ibu bisa membuat rumah yang nyaman dan layak buat kami dari menabung sedikit demi sedikit. Bisa membeli kendaraan dan menyekolahkan kami anak-anaknya sampai sarjana. Demikian juga hasil usaha berdagang bapak dan ibu selalu ditabung untuk memperbesar usahanya. Buatku sendiri manfaat menabung diantaranya adalah :

1. Ingin berhaji di usia muda
Dulu aku selalu bercita-cita ingin berhaji di usia 40 tahun. Oleh karena itu setelah menikah dan membeli  rumah serta kendaraan haji menjadi prioritas kami berikutnya. Sejak beberapa tahun lalu kami membuka tabungan haji. Alhamdulilah lima tahun lalu kami sudah mendapatkan nomor porsi haji. Meskipun belum bisa berangkat haji di usia 40 tahun karena antrian panjang, tapi kami sudah tenang karena kami sudah mendapatkan nomor porsi sejak lima tahun lalu dan hanya menunggu beberapa tahun lagi untuk berangkat.

Tabungan haji (dok.pri)


2. Dana darurat
Ada saat dimana kita sedang tidak punya uang sama sekali dan uang gaji habis. Tabungan ini bisa dimanfaatkan sebagai dana darurat. Saat orang tua, mertua atau kerabat ada musibah seperti sakit, dana darurat ini bisa menjadi penolong.

3. Uang pangkal masuk sekolah
Karena akhir tahun lalu sampai awal tahun 2018 kami renovasi rumah dua lantai  yang membutuhkan banyak biaya, maka dana untuk si kakak masuk SMP yang sudah kami persiapkan sebelumnya  menjadi terpakai untuk renovasi rumah. Sedih banget saat menyadari tidak ada lagi dana buat masuk SMP favorit yang diincar anak pertama kami. Alhamdulilah ada tabungan anak-anak. Tabungan anak-anak kami pinjam dulu dan menjadi penyelamat uang pangkal masuk SMP swasta di Jabodetabek yang jumlahnya cukup membuat dompet menjerit.

4. Menjadikan anak-anak hemat dan tidak boros
Dengan membiasakan menabung sejak dini pada anak-anak membuat anak-anak kami hemat dan tidak boros. Yang pasti anak-anak tahu mereka harus berusaha menabung dulu untuk mendapatkan barang yang diinginkannya.


Tips Mengajarkan Anak Menabung Sejak Dini  :
1. Berikan uang saku kepada anak-anak dan masukkan sisanya ke celengan harian mereka.
2. Jika celengan harian sudah penuh, ajak anak-anak untuk menabung uang mereka di bank.
3. Tidak mengajarkan konsumtif kepada anak-anak. Ajari untuk menabung terlebih dahulu jika ingin membeli sesuatu. 
4. Beri reward kepada anak-anak jika tabungan sudah mencapai nilai tertentu. Diajak liburan misalnya. Tentu saja dengan uang tabungan kita bukan dengan uang tabungan anak-anak. Pasti anak-anak jadi lebih semangat untuk menabung. 

Tips Menabung Ala Kami: 
1. Sisihkan 10 persen penghasilan untuk menabung. Jangan menabung di saat akhir bulan karena biasanya gaji  sudah habis. Biasakan sisihkan  10 persen dari penghasilan untuk ditabung. 

2. Menabung di bank
Menabunglah di bank di tempat yang aman. Saat ini ada banyak bank baik bank konvensional maupun bank syariah. Ada beberapa jenis tabungan yang bisa dipilih termasuk tabungan buat anak-anak yang bebas administrasi.

3. Menabung di bank yang bekerja sama dengan LPS
Pernah mendengar kasus uang nasabah dibawa kabur pemilik bank atau bank tiba-tiba bangkrut dan tidak bisa mengembalikan dana masyarakat? Dengan menabung di bank yang dijamin LPS kejadian uang nasabah tidak kembali  tidak akan terjadi lagi karena  lps melindungi  uang nasabah.

4. Tidak tergoda dengan lembaga yang menjanjikan bunga tinggi yang belum tentu aman.
Beberapa waktu lalu sebelum lebaran kisah sedih terjadi di kerabat kami. Uang yang sudah berbulan-bulan ditabung di koperasi tidak bisa diambil dan dibawa kabur. Padahal  selain  beliau banyak yang mau mengambil uang untuk memenuhi kebutuhan lebaran. Sedihnya uang tabungan anaknya pun ikut ditabung disana. Jadi hilang deh uang. Hal ini menjadi pelajaran buat kita semua agar menabung di lembaga yang sudah dijami  LPS. Jadi ada lembaga penjamin yang menjamin saat ada pihak yang nakal dengan nasabah.



Menabung untuk liburan (dok.pri)
Tentang LPS

Industri perbankan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perekonomian nasional demi menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Stabilitas industri perbankan sangat mempengaruhi stabilitas perekonomian secara keseluruhan.  Pada tanggal 22 September 2004, Presiden Republik Indonesia mengesahkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, LPS, suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya, dibentuk.



Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
  1. Menjamin simpanan nasabah penyimpan.
  2. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannnya.
Tugas Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
  1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan.
  2. Melaksanakan penjaminan simpanan.
  3. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan.
  4. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian Bank Gagal yang tidak berdampak sistemik.
    Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik.

Dengan menabung di bank yang dijamin oleh LPS uang kita akan aman. Menabung ke bank yuk guys.....Dan jangan lupa  tanamkan kebiasaan menabung sejak dini untuk anak-anak ya. Sampai jumpa di postingan fadevmother berikutnya.....

14 komentar:

  1. Setuju banget sih. Pentingnya kesadaran untuk menabung harus ditanam sejak kecil ya bun. Good luck bun :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Bang Firman. Memang harus diajarkan menabung sejak dini agar anak-anak tidak konsumtif dan terbiasa menabung.

      Hapus
  2. Suka banget sama artikelnya, Menginspirasi bny mama muda:) terimakasih ya mom

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama Mom. Semoga bermanfaat ya artikelnya. Terima kasih sudah berkunjung :)

      Hapus
  3. Hehe jadi inget jaman dulu buku tabungannya. Celenganku semar yg gampang pecah, gak kaya skrg dari kaleng. Memang mengajarkan menabung pada anak-anak itu penting banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jaman dulu celengannya dari tanah liat yo Mbak. Kesenggol aja pecah..Sekarang dari kaleng ya.

      Hapus
  4. anakku masih oglangan kalau nabung...udah dibelikan celengan nanti dibuka2 lagi he he

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi...gak papa Mbak. Namanya juga anak-anak. Masih belajar. Pasti gatel pengin buka celengan ya. Hihi..

      Hapus
  5. Saya sendiri nggak terlalu diajarkan pentingnya menabung, pas berumah tangga sering kelabakan sendiri. Sekarang sudah punya anak rasanya wajib mengajarkan dia walau baru sebatas masukin uang koin di celengan kaleng. Soalnya kerasa banget ya mba pas lagi butuh tapi nggak ada tabungan, terpaksa ngutang dan itu malu banget >,<

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak. Memang anak-anak harus diajarkan menabung dari kecil. Nggak papa pakai celengan kaleng. Bisa jadi dana darurat kalau pas kita butuh ya.

      Hapus
  6. wah mba Nung udah daftar haji, semoga segera terpilih mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Arin sudah daftar haji dari lima tahun lalu. Semoga sebentar lagi bisa berangkat ya. Kan kuotanya sekarang ditambahin.

      Hapus
  7. Setuju deh sama manfaat menabungnya! Tapi saya sih selain menabung juga menyisihkan uang untuk membeli aset! Walaupun jumlahnya cuma sedikit saya masih tetep nabung kok!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah keren ya sudah bisa membeli aset. Saya masih sebatas menabung saja, belum bisa membeli aset selain rumah dan kendaraan yang ditempati dan dipakai setiap hari. Soalnya nabungnya juga masih sedikit. Hehehe. Terima kasih ya sudah berkunjung.

      Hapus